MENGENAL SERONEN (SERONẾN)
ALAT MUSIK TIUP DARI MADURA
Oleh : Syaiful Arif Wahyudi
Madura dikenal sebagai pulau yang menghasilkan garam terbaik. Selain itu, Madura memiliki satu alat tiup yang memiliki bunyi khas, yakni seronen (seronẽ). Seronen biasanya dibuat dari bahan kayu jati dengan panjang 30—45 cm. Dilihat dari fisiknya alat musik seronen memiliki sembilan lubang. Enam lubang diantaranya berjejer di depan atas. Satu lubang berada di bagian bawah badan seronen, dua lubang lagi berada di ujung depan, dan belakang seronen. Pada seronen terdapat sebuah gelang kecil yang terbuat dari bahan kuningan (konẽngan) yang berfungsi untuk mengaitkan badan seronen dengan tempat tiupnya. Ujung seronen terbuat dari kayu siwalan (terẽbung) dan pangkal seronen dipasang sayap yang terbuat dari tempurung kelapa (petok) yang tampak seperti kumis bagi orang yang memainkannnya.
Seronen merupakan alat seperti terompet, namun masyarakat Madura menyebut nama seronen untuk mewakili keseluruhan iringan alat musik yang terdiri atas gong, gendang, sebuah simbal kecil yang dimainkan dengan kedua tangan atau orang Madura menyebutnya (kercah). Seronen muncul karena kreativitas dari masyrakat Madura, sehingga sampai saat ini seronen menjadi alat musik khas Madura. biasanya seronen dimainkan oleh lima orang yang memainkan beberapa alat musik seronen untuk mengiringi bebrapa acara salah satunya, yakni kecantikan sapi (sapẽ sonok) atau mereka sebut dengan lotrengan sebuah arisan sapi sonok yang melombakan sapi. Biasanya seronen digunakan untuk mengiringi sapi sono berada di belakang sambil berjalan dengan pelan-pelan.
Masyarakat Madura membuat seronen tidak hanya sekedar sebagai alat musik saja. Seperti kita ketahui bahwa masyarakat Madura pada umumnya memeluk agama islam sehingga tidak heran bila seronen memiliki makna besar bagi mereka. Dalam seronen terdapat sembilan lubang yang berjejer dari atas ke bawah yang memiliki makna bahwa setiap manusia berdasarkan fitrahnya memiliki 9 lubang setiap anggota tubuhnya dari atas sampai ke bawah. Selain itu juga berarti “Bismillahhirrahmanirrahim” yang mempunyai sembilan suku kata ketika diucapkan. Hubungan makna tersebut disimbolkan bahwa hakikatnya manusia tidak pernah lepas dari bacaan basmalah ketika hendak melakukan sesuatu.
Keberadaan seronen sampai saat ini masih terjaga dan dilestarikan oleh masyrakat Madura meski dengan derasnya era globalisasi dengan adanya bermacam alat musik modern, seperti klarinet, saksofon dan terompet tidak akan mempengarui keberadaan seronen. Seronen memiliki bunyi khas yang menggambarkan keberadaan budaya Madura.
No comments:
Post a Comment