Sunday, 8 April 2018

MODEL TIPE-X UNTUK PEMBELAJARAN MENGANALISIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS XI SMA

MODEL TIPE-X 
UNTUK PEMBELAJARAN MENGANALISIS TEKS EKSPOSISI
 SISWA KELAS XI SMA

Oleh : Eka Listiyaningsih, S.Pd.

       Pembelajaran bahasa erat hubungannya dengan empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan. Keterampilan membaca menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu dan teknologi informasi yang sangat cepat menuntut manusia untuk melakukan kegiatan membaca. Kegiatan membaca dapat memberikan informasi yang terbaru dan yang dibutuhkan manusia. Membaca merupakan proses menuju tercapainya komunikasi dan perasaan antara penulis dan pembaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat kesamaan pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis. Membaca sebagai proses visual, merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahamaan kreatif (Rahim, 2005:2).
        Sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan Rahim, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca juga membutuhkan subketerampilan menganalisis isi bacaan. Hal ini dimasksudkan agar pembaca mudah memahami isi bacaan. Kegiatan menganalisis isi bacaan memfokuskan aktivitas pembaca pada pengolahan informasi dan tidak hanya terbatas pada proses pengenalan simbol tulis (Barnet dan Badeu, 2011:32). Dalam proses membaca seorang pembaca akan mengalami dua kegiatan yang penting. Kegiatan tersebut adalah (1) pengenalan simbol-simbol tulis dalam bentuk huruf, dan (2) kegiatan kognitif dalam bentuk pengolahan simbol-simbol tulisan menjadi sebuah makna yang sangat kompleks dan multitafsir (Facione, 2006:5).
       Saat melakukan kajian awal penelitian dan pengembagan ini, peneliti menemukan penelitian yang sejenis. Penelitian tersebut dilakukan oleh Setiawan (2016) dengan judul Pengaruh Penggunaan Strategi Katalis untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Isi Bacaan Siswa Kelas X MA Muhammadiyah 1 Malang. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa strategi katalis membawa pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menganalisis isi bacaan siswa kelas X MA Muhammadiyah 1 Malang. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 0,05. Adapun hasil uji statistik menunjukkan bahwa thitung 2,059 ≥ ttabel 2,012.
         Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kegiatan membaca memiliki kedudukan penting. Akan tetapi dewasa ini, minat baca di kalangan pelajar bisa dikatakan menurun. Hal ini membawa keprihatinan tersendiri karena membaca adalah proses awal memperoleh pengetahuan. Malas membaca berakibat pada minimalnya pengetahuan yang diperoleh seseorang. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan minat baca pada setiap generasi penerus bangsa, utamanya di kalangan siswa. Semakin rendah minat baca siswa, akan berakibat pula terhadap kemampuan menganalisis isi bacaan. Kondisi ini menuntut setiap pengajar melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis suatu bacaan. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis bacaan pada siswa adalah dengan cara menerapkan model tertentu dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, keberadaan model TIPE-X diharapkan dapat menjadi salah satu model yang diharapkan bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menganalisis bacaan. Bacaan yang dimaksud dalam tulisan ini yaitu teks eksposisi.

HAKIKAT MODEL TIPE-X 
        Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai (1) landasan filosofis dan teoritis, (2) tujuan model TIPE-X, (3) karakteristik model TIPE-X, dan (4) kelebihan dan kelemahan model TIPE-X. Keempat bagian tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Hakikat Model TIPE-X   
       Model TIPE-X merupakan akronim dari Tim Penelaah Teks Eksposisi. Model ini merupakan adaptasi dari model Problem Based Learning dan  Group Investigation. Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumbersumber pembelajaran. PBL adalah proses berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge), sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. 
      Sementara itu, model group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
        Model TIPE-X mengintegrasikan keterampilan membaca dan menulis. Menurut Nurchasanah (2015:8), membaca adalah proses intelektual dan emosional karena membaca dapat dikatakan sebagai proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman secara menyeluruh dan mendalam tentang teks yang dibaca. Membaca dapat dikatakan juga sebagai aktivitas membaca tampak pada kegiatan merespon dan merekonstruksi makna yang disampaikan pengarang kepada pembaca lewat bahasa tulis yang dibaca. Membaca bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman dari karya tulis yang dibaca. Kegiatan membaca dapat diikuti dengan kegiatan memahami bacaan. 
       Membaca sebagai salah satu kegiatan belajar mengajar tidak dapat berdiri sendiri. Kegiatan membaca selalu berhubungan dengan kegiatan berbahasa yang lain, yaitu berbicara dan menulis. Dalam model TIPE-X ini keterampilan membaca dan menulis terintegrasi. Keterampilan membaca adalah modal utama bagi seseorang untuk menyampaikan isi bacaan dalam sebuah tulisan (keterampilan menulis). Menulis merupakan sebuah kesempatan yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan (Munandar, 2002:226). Menulis bukan hanya kegiatan yang terfokus sebagai alat komunikasi. Menulis adalah aktivitas menghubungkan pengetahuan dengan melewati proses berpikir untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis sebagai sebuah aktivitas merekam pemikiran dapat membuat seseorang membangun dan memperdalam pengetahuan dan konsep baru. Keterampilan menulis bersifat aktif-produktif merupakan wujud kemahiran berbahasa dan berpikir yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia, terutama sebagai alat perekam pemikiran dan menyampai pesan.

Tujuan Model TIPE-X  
        Adapun tujuan model TIPE-X untuk pembelajaran menganalisis teks eksposisi adalah (1) melatih siswa untuk bekerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah, (2) melatih siswa untuk menemukan struktur, isi, dan kebahasaan teks ekpsosisi secara sistematis dan analitik, (3) meningkatkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, percaya diri dan kerjasama, dan (4) mendorong munculnya berbagai keterampilan sosial dalam berpikir. 

Karakteristik Model TIPE-X  
        Model TIPE-X merupakan model yang menitikberatkan pada kerjasama tim untuk memecahkan sebuah permasalahan yang telah diberikan guru. Karakteristik model TIPE-X adalah (1) belajar dimulai dengan suatu permasalahan, (2) memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada siswa dalam mengalami secara langsung proses belajar mereka, (3) menggunakan kelompok kecil terdiri atas 4—5 orang, (3) siswa terlibat langsung sejak perencanaan sampai akhir pembelajaran, (4) mengutamakan keterlibatan penukaran pikiran para siswa, dan (5) menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja (performance). 

Kelebihan dan Kelemahan Model TIPE-X 
        Model TIPE-X lebih menekankan pada makna dari pada fakta, siswa mengukuhkan akan lebih percaya diri dalam menghadapi suatu masalah. Siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih dan meningkatkan kecerdasan, siswa
akan lebih pandai dalam lisan dan belajar untuk bekerja sama dalam kelompok, menumbuhkan sikap bermotivasi diri, hubungan guru dengan pelajar saling mengisi, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi, model ini juga memiliki kelemahan yaitu siswa akan merasa malas untuk mencoba jika tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, dan tanpa pemahaman pada siswa mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. Selain itu, tidak menutup kemungkinan seorang siswa tidak ikut bekerja karena ia merasa bahwa masih ada siswa lain yang akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

SINTAKS MODEL TIPE-X 
Sintaks atau langkah model TIPE-X adalah sebagai berikut. 
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah 
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran 
3. Mengimplementasikan rencana pembelajaran 
4. Penyajian Hasil 
5. Evaluasi

KONTEKS PEMAKAIAN DAN SARANA PENDUKUNG  
       Model TIPE-X dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menunutut kerjasama antarsiswa. Model ini dapat diaplikasikan pada keempat keterampilan berbahasa. Model ini menuntut keaktifan siswa. Guru hanya bertidak sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam model TIPE-X untuk menganalisis teks eksposisi guru memanfaatkan berbagai jenis teks dari berbagai sumber sebagai sumber belajar siswa. Melalui kerjasama dalam tim, siswa diminta untuk menelaah struktur, isi, dan kebahasaan pada teks tersebut. 

CONTOH APLIKASI MODEL AKSI QUANTUM 
TIPE-X  untuk menganalisis Teks Eksposisi 
Kompetensi Dasar        
3.3 Menganalisis struktur, isi (permasalahan,                                                                                        argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi),kebahasaan  teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca.

Indikator 
1. Mampu menelaah struktur isi (pernyataan pendapat, argumen, penegasan ulang) teks eksposisi secara rinci dan tepat.
2. Mampu menelaah ciri bahasa bahasa (informatif, kalimat fakta, pronomina, konjungsi, sudut pandang) teks eksposisi secara rinci dan tepat. 
3. Mampu menemukan tujuan penulisan teks eksposisi.

Model
Adaptasi dari model Problem Based Learning dan Group Investigation 
1. Selama proses pembelajaran siswa terlibat aktif dan guru hanya bertindak sebagai pendamping yang membantu siswa apabila mengalami kesulitan 
2. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok 
3. Siswa mendemonstrasikan hasil kerja kelompok

Langkah-langkah model TIPE-X 
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah 
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Guru membangun apresepsi terkait pembelajaran menganalisis teks eksposisi.
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan menganalisis teks eksposisi.

2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran 
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang. 
b. Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa.

3. Mengimplementasikan rencana pembelajaran.
a. Guru mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi terkait struktur, isi, dan kaidah kebahasaan teks eksposisi.
b. Guru mengajak siswa berlatih secara berkelompok untuk menganalisis teks eksposisi.

4. Penyajian Hasil 
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dalam menganalisis teks eksposisi 

5. Evaluasi
a.  Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran menganalisis teks eksposisi yang mereka lakukan.
b. Siswa menyampaikan keesulitan-kesulitan yang mereka alami selama pembelajaran.
c. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil pembelajaran.

PENUTUP  
        Model pembelajaran TIPE-X merupakan model pembelajaran yang diadaptasi dari model problem based learning dan group investigation. Model TIPE-X merupakan akronim dari Tim Penelaah Teks Eksposisi. Sesuai dengan namanya, maka model TIPE-X menititberatkan kerja secara berkelompok untuk menganalisis teks eksposisi. Model ini merupakan model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dalam model TIPE-X terdapat lima tahapan, yaitu (1) mengorientasi peserta didik pada masalah,(2) mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, (3) mengimplementasikan rencana pembelajaran,(4) penyajian hasil, dan (5) evaluasi. Model TIPE-X diharapkan mampu menjadi solusi terhadap kesulitan siswa dalam menganalisis teks eksposisi.

PEDULI KORBAN BANJIR, DPRD KOMISI I PAMEKASAN BERSAMA TIM RELAWAN BAGIKAN RATUSAN NASI BUNGKUS.

PAMEKASAN-  Pasca Banjir yang melanda dibeberapa titik wilayah Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Abd Aziz (DPRD Komisi I...